Pengertian Penalaran Deduktif
Merupakan
suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi
yang sudah ada menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu
kesimpulan. Penalaran deduktif juga merupakan proses penalaran untuk
menarik kesimpulan dari hal-hal atau fakta-fakta yang bersifat umum ke
hal-hal yang bersifat khusus.
Macam-macam dari penalaran deduktif adalah
1.Silogisme
Silogisme
adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua
proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan
atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga.
A.Silogisme Kategorial
Argumen
deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan
hanya tiga) proposisi kategorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga
ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu.
Tiap term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan, misalnya :
(1) Semua buruh adalah manusia pekerja
(2) Semua tukang batu adalah buruh
(3) Jadi, semua tukang batu adalah manusia pekerja.
B. Silogisme Hipotetis
Silogisme hipotetis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotese.
Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotetis.
Rumus proposisi mayor dari silogisme:
Jika P, maka Q
Contoh:
Premis Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis Minor: Hujan tidak turun
Konklusi: Sebab itu panen akan gagal.
Atau
Premis Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis Minor: Hujan turun
Konklusi: Sebab itu panen tidak gagal.
Pada contoh premis mayor mengandung dua pernyataan kategorial, yaitu hujan tidak turun dan panen akan gagal. Bagian pertama disebut antiseden, sedangkan bagian kedua disebut akibat.
Terdapat asumsi: kebenaran antiseden akan mempengaruhi kebenaran akibat.
C.Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif atau silogisme disjungtif :
– Proporsi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang mengandung kemungkinan atau pilihan.
– Proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya.
– Konklusi tergantung dari premis minornya.
Contoh:
Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi: Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
Atau
Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi: Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
2.Entinem
Adalah
penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama
diketahui.
Entinem berasal dari kata Enthymeme, enthymema (Yunani)
yang berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam
ingatan’. Silogisme muncul hanya dengan dua proposisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar