Nama : Novika Andini
NPM : 25210079
Kelas : 4EB18
1. Apa yang dimaksud dengan Etika ?
Istilah Etika berasal dari bahasa
Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya
yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara
berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya
istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral.
Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens,
2000).
Etika merupakan suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Dan etika profesi
terdapat suatu kesadaran yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat
mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukan.
2. Bagaimanakah tahap perkembangan
moral, karakteristik individu, dan variabel struktural mempengaruhi keputusan
manajer untuk berperilaku etis dan tidak etis ?
· Tahap-tahap perkembangan moral terdiri dari 3 tingkat, yang masing masing tingkat terdapat 2 tahap, yaitu :
1. Tingkat
Pra Konvensional ( Moralitas Pra Konvensional )
Tahap 1 : Orientasi
pada kepatuhan dan hukuman -> anak melakukan sesuatu agar memperoleh hadiah
dan tidak mendapatkan hukuman.
Tahap 2 : Relativistik
hedonism -> anak tidak lagi secara mutlak tergantung aturan yang ada. Mereka
mulai menyadari bahwa setiap kejadian bersifat relative dan lebih berorientasi
pada prinsip kesenangan. enurut mussen,dkk. Orientasi moral anak masih bersifat
individualistis, egosentris dan konkrit.
2. Tingkat
Konvensional ( Moralitas Konvensional ) : Tingkat konvensional berfokus pada
kebutuhan sosial ( konformitas )
Tahap 3 :
Orientasi mengenai anak yang baik -> anak memperlihatkan perbuatan yang dapat
dinilai oleh orang lain.
Tahap 4 : Mempertahankan
norma norma sosial dan otoritas -> menyadari kewajiban untuk melaksankan
norma norma yang ada dan mempertahankan pentingnya keberadaan norma, artinya
untuk dapat hidup secara harmonis, kelompok sosial harus menerima peraturan
yang lebih disepakati bersama dan melaksanakannya.
3. Tingkat
Post Konvensional ( Moralitas Post Konvensional ) : individu mendasarkan
penilaian moral pad aprinsip yang benar secara intern.
Tahap 5 :
Orientasi pada perjanjian antara individu dengan lingkungan sosialnya ->
Pada tahap ini ada hubungan timbal balik antara individu dengan dengan
linkungan sosialnya, artinya bila seseorang melaksanakan kewajiban yang sesuai
dengan tuntutan norma sosial, maka ia berharap akan mendapatkan perlindungan
dari masyarakat.
Tahap 6 : Prinsip universal -> pada tahap ini ada norma etik dan norma pribadi yang bersifat subjektif. Artinya dalam hubungan antara seseorang dengan masyarakat ada unsur unsur subjektif yang menilai apakah suatu perbuatan itu bbaik atau tidak baik moral atau tidak. Disini dibuthkan unsur etik / norma etik yang sifatnya universal sebgai sumber untuk menentukan suatu perilaku yang berhubungan dengan moralitas
Tahap 6 : Prinsip universal -> pada tahap ini ada norma etik dan norma pribadi yang bersifat subjektif. Artinya dalam hubungan antara seseorang dengan masyarakat ada unsur unsur subjektif yang menilai apakah suatu perbuatan itu bbaik atau tidak baik moral atau tidak. Disini dibuthkan unsur etik / norma etik yang sifatnya universal sebgai sumber untuk menentukan suatu perilaku yang berhubungan dengan moralitas
·
Karakteristik
Individu dan Variabel Struktural
Setiap individu memiliki ciri dan
sifat atau karakteristik bawaan (hereditas) yang berbeda-beda dan karakteristik
yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Hal tersebut merupakan dua faktor yang
terbentuk karena faktor yang terpisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian
dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri.
Akan tetapi, makin disadari bahwa apa yang dirsakan oleh banyak anak, remaja,
atau dewasa merupakan hasil dari perpaduan antara apa yang ada di antara faktor-faktor
biologis yang diturunkan dan pengaruh lingkugan. .
Karakteristik bawaan merupakan
karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor
biologis maupun faktor sosial psikologis. . Kepribadian, prilaku apa yang
diperkuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh seseorang (individu) merupakan hasil
diri perpaduan antara factor biologis sebagaimana unsure bawaan dan pengaruh
lingkungan.
Natur dan nature merupakan
istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik
individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat
perkembangan.
3.
Apakah Kode
Etik itu dan bagaimana cara meningkatkan keefektifannya ?
Kode etik profesi merupakan suatu
tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu.
Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang
memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai
pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak professional
4.
Bagaimana manajer mengambil keputusan
yang etis ?
Pembuatan keputusan adalah bagian kunci
kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer
melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan
sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam proses
perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai,
sumber daya-sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakna
setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses peerenacanaan itu melibatkan
manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas
keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun.
Pembuatan keputusan (decision making)
menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai
penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber membedakan pembuatan
keputusan dari pembuatan pilihan ( choice making) dan dari pemecahan masalah (
problem solving). Dipihak lain, banyak penulis dan manajer menggunakan istilah
“pembuatan keputusan dan pemecahan masalah” sebagai istilah yang dapat
dipertukarkan, dan dalam bab ini akan digunakan istilah pembuatan keputusan
yang mencakup artian keduanya.
5.
Jelaskan
faktor-faktor yang menentukan intensitas etika dan dari keputusan ?
Ada 4
tingkatan intensitas mengenai etika, yaitu :
1. Etika atau moral pribadi yaitu
yang memberikan teguran tentang baik atau buruk, yang sangat tergantung kepada
beberapa faktor antara lain pengaruh orang tua, keyakinan agama, budaya, adat istiadat,
dan pengalaman masa lalu.
2. Etika profesi yaitu serangkaian
norma atau aturan yang menuntun perilaku kalangan profesi tertentu.
3. Etika organisasi yaitu
serangkaian aturan dan norma yang bersifat formal dan tidak formal yang
menuntun perilaku dan tindakan anggota organisasi yang bersangkutan.
4. Etika sosial yaitu norma-norma
yang menuntun perilaku dan tindakan anggota masyarakat agar keutuhan kelompok
dan anggota masyarakat selalu terjaga atau terpelihara.